Indeks

Sabtu, 08 Juni 2013

S020A086-089 Kisah Musa: Patung Anak Sapi


Sebelumnya ......
(020:086) fa roja'a musa ila qoumihi ghodhbana asifa(n)

qola ya qoumi

alam ya'idkum robbukum wa'dan hasana(n)

afa thola 'alaikumul 'ahdu

am arodtum ay yahilla 'alaikum ghodhobum mir robbikum

fa akhlaftum mau'idi
Kemudian, Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati.

Dia (Musa) berkata, "Wahai kaumku!

Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik?

Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu,

atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu,

mengapa engkau melanggar perjanjianmu dengan aku?"
(020:087) qolu

ma akhlafna mau'idaka bi malkina

walakinna khummilna auzarom min zinatil qoum(i)

fa qodafnaha

fa kadzalika alqos samiri
Mereka (kaum Musa) berkata,

"Kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri,

tetapi kami terus membawa beban beerat dari perhiasan kaum (Fir'aun) itu,

kemudian kami melemparkannya (ke dalam api),

dan demikian pula Samiri melemparkannya."
(020:088) fa akhroja lahum 'ijlan jasadal-lahu khuwar(un)

fa qolu hadza ilahukum wa ilahu musa, fa nasiya
kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara untuk mereka,

maka mereka berkata, "Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa, tetapi di (Musa) telah lupa."
(020:089) afa la yarouna alla yarji'u ilaihim qoula(n)

wa la yamliku lahum dhorrow wa la naf'a(n)
Maka, tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung anak sapi itu) tidak dapat memberi jawaban kepada mereka,

dan tidak kuasa menolak mudorot maupun mendatangkan manfaat kepada mereka.
(QS 20 Thoha ayat 86-89)
Selanjutnya ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar